Makalah Pendidikan Seni Tari dan Drama di SD
diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Seni Tari dan Drama di SD
Karakteristik Gerak Anak SD
disusun Oleh
- : Dwi Sutrisno
- : Annisa Dinur Rahimah
- : Amelia Saraswati
- : Lucy Amelia Larasati
- : Dian Syafitri
- : Sifa Fauziah
- : Neki Idfi Coster R.
kelas 2D PGSD
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SERANG
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Seberapa
pentingkah seni sebagai mode ekspresi bagi anak-anak? Anak-anak, terutama
anak-anak yang sangat muda, tidak dapat mengekspresikan diri mereka dengan
lancar baik melalui ucapan maupun tulisan — dua mode komunikasi yang digunakan
orang dewasa hampir secara eksklusif. Sebaliknya, anak-anak mengekspresikan
diri mereka melalui gerakan, suara, dan seni.
Anak-anak pada masa pertumbuhan, merasa tertarik dengan
musik dan mereka meresponnya dengan spontan merupakan bentuk emosional dengan
gerakan alami (Trenhub, 2003). Tarian
berdasarkan gerakan alami lebih cocok untuk anak-anak masa pra sekolah
dibandingkan dengan gerakan yang dibuat ecara khusus. Stinson (1988) menyatakan
bahwagerakan alami dapat berubah menjadi ebuah tarian. Gerrakan yang sederhana
dapat menjadi sebuah tarian ketika anak begitu mengetahui serta sadar dengan
itu bahwa gerakan ternyata dapat memunculkan perhatian, ide, dan perasaan
(Galani,2010)
Selama
masa pra-sekolah, anak-anak belajar begitu cepat dan berkomunikasi melalui
gerakan (Cleland,1994; Gruber,1986) Rudolf Laban memberikan kontribusi tegas untuk pengembangan
tarian kreatif dan dialah yang mendirikan elemen dasar analisis struktural gerak
dalam kaitannya dengan kekuatan, ruang, waktu, berat dan hubungan dengan orang
lain (Davies, 2006).
Bermain komunikasi non
verbal melalui gerakan-gerakan tubuh merupakan suatu hal yang penting untuk
proses pengembangan gerakan dan peningkatan hubungan komunikasi antara
anak-anak (Pavlidou, 2001).
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana karakteristik gerak anak ?
2.
Bagaimana karakteristik tari anak SD ?
3.
Bagaimana gerak motorik anak ?
C. Tujuan
1.
Mengetahui karakteristik gerak anak
2.
Mengetahui karakteristik tari anak SD
3.
Mengetahui gerak motorik anak
BAB II PEMBAHASAN
A.
Karakteristik
Tari
1. Karakterisitik
Gerak Anak
Ketika
kita membicarakan karakteristik seorang anak, terutama anak usia sekolah dasar,
pasti akan bebeda jika dengan karakteristik orang dewasa. Karakteristik gerak
anak pada umumnya mereka dapat melakukan dengan berbagai kegiatan-kegiatan
pergerakan menirukan apabila seorang guru dapat menunjykan kepada anak didik
suatu actionyang dapat diamati, maka anak mulai membuat tiruan dengan
karakteristiknya yang gemar menirukan.
Anak
usia sekolah dasar, pada umumnya adalah usia yang matang dalam untuk belajar
segala hal, terkhusus pada seni tari dan drama. Pada karakteristik gerak anak
usia sekolah dasar tidak bisa disamaratakan, dalam hal ini karakeristik anak
usia sekolah dasar dibagia dalam dua bagian, yaitu karakteristik gerak anak
kelas rendah dan tinggi.
Pada
karakteristik kelas rendah, anak biasa melakukan kegiatan sebagai berikut:
1) Menirukan,
anak usai sekolah dasar pada tingkat rendah, umumnya senang menirukan segala
sesuatu yang dilihatnya. Hal ini berkaitan dengan karakteristik menurut
Nasution yang menyebutnya dengan periode intelektual sehingga anak sangat mudah
menirukan apa-apa yang dilihatnya yang membuat ia menarik untuk ditiru.
2) Manipulasi,
anak usia sekolah dasar pada tingkat tinggi, umumnya menampilkan gerak spontan
dari objek hasil pengamatan. Anak pada kelas tingkat tinggi, mulai dapat
membedakan anatara suatu set action dengan yang lain,menjadi mampu memilih
action yang diperlukan dan mulai memiliki
keterampilan dalam manipulasi hasil
gerak yang diamatinya.
Adapun kegiatan gerak yang dilakukan pada
anak usia kelas tingkat tinggi, adalah sebagai berikut:
1) Keseksamaan
(Precision), pada tingkat ini, anak mulai memiliki kemampuan untuk
mengekspresikan diri sendiri hingga ia bisa memproduksi suatu kegiatan
tertentu.
2) Artikulasi,
pada tingkat ini, anak telah sudah dapat menyusun gerak yang diminatinya. Anak
mempunyai keberanian untuk mengkoordinasikan gerak-gerak yang dibuatnya
sendiri.
3) Naturalisasi,
pada tahap ini, anak sudah memiliki keterampilan gerak secara urut, sehingga
geraktersusun dengan baik. Juga bisa dikatakan anak sudah mencapai keterampilan
gerak yang minimum.
B. Karakteristik
Gerak Fisik Anak
Anak usia sekolah dasar dapat terlibat dalam
permainan dan aktivitas dalam jangka panjang. Anak sudah terampil berjalan,
memanjat, melompat dan bahkan berlari kencang. Ia juga mampu melempar,
menangkap, menendang dan memantulkan bola dengan baik. Sekarang Ia memahami
konsep bergerak di ruangan tanpa menabrak benda atau orang. Berdiri dengan satu
kaki selama 5 detik atau lebih, kini menjadi aktivitas yang bisa mereka
selesaikan tanpa bantuan Ibu. Hal ini dikarenakan keseimbangan yang
meningkatnya
Selain
itu biasanya anak pada usia sekolah dasar memiliki banyak energi dan akan
mencari permainan dan lingkungan yang aktif. Peningkatan kemampuan untuk
menyeimbangkan dan mengkoordinasikan gerak membantu mereka untuk dapat
mengendarai sepeda dengan bantuan roda latihan, melakukan lompat tali dan memainkan
bola dengan terampil. Mereka menunjukkan cara berjalan dan berlari yang sudah
mantap, serta mampu untuk menentukan arah, kecepatan dan kualitas gerakan
mereka secara bervariasi.
Kegiatan yang dapat membantu
perkembangan keterampilan Fisiknya yaitu :
- Mainkan permainan meniru hewan. Tanyakan hewan apa yang
menjadi favoritnya dan biarkan Ia meniru misalnya dengan berlari, melompat
atau merangkak.
- Berjalanlah ke taman dan biarkan ia menjelajahi ruang
terbuka. Ia bisa mengejar burung, menendang bola atau menuruni bukit
kecil.
- Ajak untuk aktif bergerak
misalnya dengan berolahraga atau melakukan kegiatan
rekreasi bersama. Kegiatan ini akan meningkatkan kemampuannya untuk
berinteraksi.
- Terlibat dalam kegiatan di luar ruangan seperti
melempar dan menendang bola, berjalan dan berlari,atau melompat-lompat di
permukaan yang berbeda, bergantian dengan menggunakan kaki kanan dan kiri.
- Buat jalur rintangan yang mencakup kotak kardus,
bantal, dan furnitur yang bisa dilalui atau dinaiki olehnya.
- Berjalan-jalan di taman dan biarkan anak menjelajahi
ruang terbuka. Ia bisa mengejar burung, menendang bola atau menuruni bukit
kecil.
- Mainkan lagu favoritnya dan dorong anak untuk membuat
gerakan tarian menggunakan seluruh tubuhnya. Jadikan aktivitas lebih
menyenangkan dengan ikut meniru tindakannya.
- Menarilah mengikuti musik. Kenalkan ia dengan
berbagai jenis musik. Memainkan alat musik juga dapat meningkatkan
perkembangan fisik mereka.
Biasanya
anak pada usia sekolah dasar akan terus menikmati bergerak dalam berbagai cara. Ia akan tetap bersemangat untuk
mencoba aktivitas dan olahraga yang baru. Ia dapat berjalan di berbagai jalur
dan arah, serta mengontrol tubuh mereka misalnya dengan melompat dan mendarat,
berguling dan mengontrol distribusi berat badan pada kaki dan tangan. Tingkat keterampilan si Kecil akan
bervariasi berdasarkan jumlah kegiatan fisik mereka.
ketika anak ada di masa
pertumbuhan sangat penting untuk rajin melakukan aktivitas fisik. Karena
kegiatan tersebut akan membuat perkembangan anak menjadi lebih maksimal. Itu
semua bisa dilatih dari usia dini di mana keterampilan anak perlu di stimulasi
dulu agar kebutuhan anak dalam hal kognitif fisik dan emosi juga bisa
terpenuhi.
namun yang perlu dipahami
kemampuan motorik anak harus dilatih sesuai dengan usianya. contohnya mengajak
anak melakukan aktivitas fisik melalui permainan yang menyenangkan seperti
melakukan olahraga, bermain jungkat-jungkit lari atau bermain salah satu
permainan tradisional seperti lompat tali dan juga menari.
Bisa juga melatih
kecerdasan anak dengan memakai berbagai alat main seperti ayunan sepeda bermain
bola dan lain-lain.
Kalau anak banyak bergerak
dia dapat memaksimalkan perkembangan fisiknya Selain itu dapat mengasah
kemampuan kemampuan lainnya seperti cara berpikir dan kalau aktivitas fisik
dilakukan anak secara rutin dan didukung nutrisi yang tepat dia bisa lebih
sehat lebih bersemangat setiap hari jarang stres dan tentunya jadi lebih
bahagia.
Menurut Kamtini dan Husni
Wardhi Tanjung dalam bukunya yang berjudul Bermain Melalui Gerak dan Lagu di
bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik
anak adalah :
- Sederhana,
- Bersifat maknawi dan bertema,
artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,
- Gerak anak menirukan gerak
keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya,
- Anak juga menirukan gerak-gerak
binatang.
C. Karakteristik tari
anak SD
Karakteristik
anak usia sekolah dasar dapat dilihat dari perkembangan fisik maupun
psikomotornya. Karakteristik anak sekolah dasar kelas rendah yaitu
senang bermain, senang bergerak, menirukan, senang merasakan atau melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung dengan pemikiran yang masih
holistik utuh. Berbagai karakteristik yang telah dijelaskan, sebagai guru harus dapat memahaminya, sehingga dapat membelajarkan pelajaran sesuai kondisi
siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat melatih siswa memiliki keterampilan- keterampilan penting tertentu.
senang bermain, senang bergerak, menirukan, senang merasakan atau melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung dengan pemikiran yang masih
holistik utuh. Berbagai karakteristik yang telah dijelaskan, sebagai guru harus dapat memahaminya, sehingga dapat membelajarkan pelajaran sesuai kondisi
siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat melatih siswa memiliki keterampilan- keterampilan penting tertentu.
Anak usia
sekolah dasar adalah masa anak-anak yang senang bergerak dan masa pertumbuhan
dan perkembangan motorik halus dan kasar. Tari yang unsur
utamanya adalah gerak dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan motorik kasar tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan motorik anak
akan membantu anak memenuhi tugas perkembangan anak-anak.
utamanya adalah gerak dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan motorik kasar tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan motorik anak
akan membantu anak memenuhi tugas perkembangan anak-anak.
Menurut Sekarningsih dan
Rohayani 2006: 93 menjelaskan bahwa karakteristik tari anak SD Sekolah Dasar
merupakan ciri-ciri khusus tari untuk anak SD, sesuai
dengan kemampuan dasar dan kebutuhan anak usia sekolah dasar 6-13 tahun dari sisi intelektual, emosional, sosial, fisikal, perseptual, estetik, dan kreatif.
Terdapat empat kategori berdasarkan penekanannya dapat dilakukan sesuai dengan tingkatan usia sebagai berikut:
dengan kemampuan dasar dan kebutuhan anak usia sekolah dasar 6-13 tahun dari sisi intelektual, emosional, sosial, fisikal, perseptual, estetik, dan kreatif.
Terdapat empat kategori berdasarkan penekanannya dapat dilakukan sesuai dengan tingkatan usia sebagai berikut:
1.
Anak usia 5-7 tahun: Lebih banyak belajar gerak
kreatif dibandingkan belajar tari secara terstruktur. Keterampilan ritmik dan
membuat tari secara individual memiliki porsi yang seimbang atau sama.
2.
Anak usia 8-10 tahun: Keterampilan ritmik dan belajar
terstruktur harus memiliki porsi yang sama. Belajar gerak kreatif dan membuat
tari secara
individual memiliki porsi yang sama.
individual memiliki porsi yang sama.
3.
Anak usia 11-13 tahun: Belajar tari terstruktur memiliki
porsi lebih besar dibandingkan belajar gerak tari kreatif, serta belajar
keterampilan ritmik porsinya lebih sedikit dibandingkan membuat tari secara
individual.
Menurut Purwatiningsih 2004:
59-65
menjelaskan bahwa Karakteristik gerak anak pada umumnya mereka dapat melakukan
kegiatan-kegiatan bergerak sebagai
berikut:
berikut:
1.
Menirukan. Apabila
ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati observable, maka
akan mulai membuat tiruan terhadap action itu
sampai pada tingkat otot-ototnya yang dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukannya.
sampai pada tingkat otot-ototnya yang dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukannya.
2.
Manipulasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action
seperti diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati.
3.
33 keseksamaan Precision. Ini meliputi kemampuan anak didik
dalam penampilan
yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu.
yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu.
4.
Artikulasi (Articulation). Anak didik telah dapat mengkoordinasikan
serentetan action dengan menetapkan urutansikuen tepat diantara action yang
berbeda-beda.
5.
Naturalisasi. Tingkat terakhir dari kempuan psikomotorik
adalah apabila anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau
sejumlah action yang urut.
Siswa kelas V termasuk dalam golongan anak SD kelas tinggi. Anak SD kelas tinggi pada umumnya telah memiliki sifat kemandirian dan rasa tanggung
jawab. Meskipun persentasenya sangat kecil, pada dasarnya memiliki perasaan lebih peka dan daya pemikirannya lebih kritis.
Siswa kelas V termasuk dalam golongan anak SD kelas tinggi. Anak SD kelas tinggi pada umumnya telah memiliki sifat kemandirian dan rasa tanggung
jawab. Meskipun persentasenya sangat kecil, pada dasarnya memiliki perasaan lebih peka dan daya pemikirannya lebih kritis.
Karakteristik tari anak kelas tinggi sedikit
berbeda dengan karakteristik kelas rendah. Karakteristik tari anak kelas tinggi
tersebut antara lain:
1.
Tema, pada umumnya anak SD kelas tinggi mulai memperhatikan
hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau cerita tentang lingkungan
sosial. Hal seperti itulah yang dapat
dijadikan sebagai tema.
2.
Bentuk gerak, anak SD kelas tinggi sudah memiliki keberanian
dan kemampuan mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang telah
dilakukan menjadi bentuk-bentuk gerak tari. Anak sudah memiliki keterampilan
melakukan gerak yang cukup tinggi kualitasnya.
3.
Bentuk iringan. Berbicara tentang bentuk iringan pada kelas
tinggi, paling tidak anak sudah mempunyai kepekaan irama pada musik
pengiringnya.
4.
Jenis tari, jenis tari pada anak kelas tinggi antara lain:
pertama jenis tari yang menggambarkan 34
kepahlawanan tari satria, eka prawira, dan lain-lain, kedua jenis tari yang
menggambarkan kehidupan sosial tari tani, tari
perang, dan lain-lain.
Menurut Pamadhi 2011: 3.27, karateristik gerak fisik anak usia
sekolah dasar bersifasederhana, gerakannya bermakna dan bertema, senang
menirukan gerakan keseharian orang di sekitarnya, dan menirukan gerak binatang
melalui pengamatannya.
Menurut Pekerti 2005: 1.43, berkaitan dengan tari terutama
gerak fisik anak, maka pembelajaran tari hendaknya memperhatikan perkembangan fisik dan
psikomotor anak usia sekolah dasar.
Menurut Pekerti 2005:1.45 mengatakan bahwa karakteristik gerak
fisik
anak usia sekolah adalah:
anak usia sekolah adalah:
1.
Bersifat
sederhana.
2.
Biasanya
bersifat maknawi dan 27 bertema, artinya setiap gerak mengandung tema
tertentu.
3.
Gerak
anak menirukan gerak
keseharian orang tua dan juga orang-orang yang ada di sekitarnya, dan;
4.
Anak
juga menirukan gerak-gerik binatang.
Purwatiningsih dan Harini 2002: 70 juga mengemukakan bahwa anak sekolah
dasar pada kelas rendah umumnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan
bergerak seperti menirukan dan memanipulasi. Untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah, ada beberapa butir yang harus
diketahui oleh seorang guru antara lain:
bergerak seperti menirukan dan memanipulasi. Untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah, ada beberapa butir yang harus
diketahui oleh seorang guru antara lain:
1.
Tema
Pada umumnya anak sekolah dasar menyukai apa yang dilihatnya. Secara
tidak disadari anak-anak akan menirukan apa yang dilihatnya. Dari apa yang pernah dilihat dan diamati, dapat dijadikan tema. Pada umumnya tema-tema yang disenangi oleh anak-anak kelas rendah antara lain perilaku binatang seperti menthok, kucing, kupu-kupu, serta tingkah laku manusia seperti dokter, guru, petani, dan lain-lain.
tidak disadari anak-anak akan menirukan apa yang dilihatnya. Dari apa yang pernah dilihat dan diamati, dapat dijadikan tema. Pada umumnya tema-tema yang disenangi oleh anak-anak kelas rendah antara lain perilaku binatang seperti menthok, kucing, kupu-kupu, serta tingkah laku manusia seperti dokter, guru, petani, dan lain-lain.
2.
Bentuk
gerak Bentuk gerak pada anak kelas rendah tidaklah sulit dan sederhana sekali. Bentuk gerakannya
biasanya gerak lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraan. Contohnya
bertepuk tangan.
3.
Bentuk
iringan Anak kelas rendah
biasanya menyukai musik iringan yang menggambarkan kesenangan atau kegembiraan
terutama pada lagu anak seperti lagu
Kelinciku, Kebunku, Kupuku, dan lain-lain.
Kelinciku, Kebunku, Kupuku, dan lain-lain.
4.
Jenis
tari. Jika susunan gerak tari sudah menjadi satu kesatuan tari yang utuh yaitu
tari
anak. Jenis tari pada kelas rendah paling tidak memiliki kegembiraan atau kesenangan, geraknya lincah dan sederhana, iringannya pun mudah dipahami.
Contohnya tari Kupu-kupu.
anak. Jenis tari pada kelas rendah paling tidak memiliki kegembiraan atau kesenangan, geraknya lincah dan sederhana, iringannya pun mudah dipahami.
Contohnya tari Kupu-kupu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran
tari di
SD harus disesuaikan dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar meliputi berbagai tugas perkembangan, baik perkembangan fisik maupun mental siswa. Oleh sebab
itu, guru perlu meningkatkan kompetensi agar lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa.
SD harus disesuaikan dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar meliputi berbagai tugas perkembangan, baik perkembangan fisik maupun mental siswa. Oleh sebab
itu, guru perlu meningkatkan kompetensi agar lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa.
D. Karakteristik Gerak Motorik Anak
Perkembangan
motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh.
Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan
motorik, dan kontrol motorik.
Beberapa
faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah keturunan, makanan
bergizi, masa pra lahir, pola asuh atau peran ibu, kesehatan, perbedaan jenis
kelamin, rangsangan dari lingkungan dan pendidikan jasmani.
Seorang
manusia tidak diciptakan langsung menjadi dewasa, ia mengalami berbagai proses
pertumbuhan dan perkembangan yang dialaminya.
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan beroperasi secara
kontinu [soeharto 1999 dalam djamarah (2008:18)]. Kedua proses ini berlangsung
secara interospeksi artinya saling bergantug. Tidak dapat dipisahkan dalam
bentuk yang pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk
maksud lebih memperjelas penggunaan.
Perkembangan
merupakan serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan
bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu
menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasaran, dan belajar.
Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang
berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi.
Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti melalui suatu
bentuk/tahap ke tahap berikutnya.
Gerakan
motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku
gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik mempelajari
postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya. Terdapat berbagai jenis
gerakan motorik :
·
Gerakan refleks
·
Gerakan terprogram
·
Gerakan motorik halus
·
Gerakan motorik kasar
Hal
yang banyak dipelajari adalah
·
Gerakan tangan seperti jenis genggaman,
gerakan menjepit (pincer)
·
Koordinasi antara gerakan berbagai
anggota tubuh pada olahragawan, penari atau pemain alat musik, pengendalian
gerakan motorik.
Pada
usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan
terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan
anak. Anak-anak terlihat sudah mampu mengontrol dan mengoordinasi gerakan
anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki dengan baik. Otot-otot tangan dan
kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik seperti menendang,
melompat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat
dan cepat. Di samping itu, anak juga makin mampu menjaga keseimbangan badannya.
Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan bermacam-macam latihan senam
serta aktivitas olah raga berkembang pesat.
Elizabeth
Hurlock, mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi
konstelasi perkembangan individu, yaitu :
·
Melalui ketermapilan motorik anak dapat
menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang
dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan menangkap bola
atau memainkan alat-alat mainan.
·
Melalui keterampilan motorik, anak dapat
beranjak dari kondisi “helplessness” (tidak berdaya) pada bulan – bulan pertama
dalam kehidupannya ke kondisi yang “independence” (bebas, tidak bergantung).
Anak dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat
sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self
confidence” (rasa percaya diri).
·
Melalui keterampilan motorik, anak dapat
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia
pra sekolah (taman kanak – kanak) atau usia kelas – kelas awal Sekolah Dasar,
anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan berbaris – baris.
·
Melalui perkembangan motorik yang normal
memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan
yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman
sebayanya bahkan dia akan terkucil atau menjadi anak yang “fringer”
(terpinggirkan).
·
Perkembangan keterampilan motorik sangat
penting bagi perkembangan “self-concept” atau kepribadian anak.
Salah satunya pendidikan seni tari
dengan tetap memperhatikan karakteristik yang dimiliki siswa kelas 1 SD, dimana
karakteristik siswa kelas 1 itu senang bermain, senang binatang, senang
berlatih dan bereksplorasi, serta permainan- permainan tradisi. (Artantri, 2005:
8). Stimulus atau rangsang dalam pembelajaran seni tari merupakan salah satu
cara yang berguna untuk mengembangkan kreativitas siswa. Secara definisi,
rangsang didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membangkitkan fikir, semangat
atau pendorong kegiatan. Rangsang dalam pembelajaran seni tari berguna untuk
membangkitkan fikir dan semangat, khususnya dalam memotivasi siswa menari.
Berbagai rangsangan yang dapat memotivasi siswa bergerak kreatif yaitu rangsang
auditif, visual, gagasan, dan rabaan atau kinestetik. (Smith dalam Masunah dan
Narawati, 2003 : 254).
E.
Pengertian
Motorik Kasar
Motorik kasar adalah kemampuan gerak
tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota
tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik
turun tangga dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114). Perkembangan
motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih
dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena
anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik
halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.
Bambang
Sujiono (2007: 13) berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan
yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik
kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan
seluruh tubuh anak. Menurut Endang Rini Sukamti (2007: 72) bahwa aktivitas yang
menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan keterampilan non lokomotor,
gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah
aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh, mendorong,
melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang
memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya, berlari, melompat, jalan dan
sebagainya, sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak
manipulasi benda. Contohnya, melempar, menggiring, menangkap, dan menendang.
Keterampilan
motorik kasar adalah segala tindakan yang memanfaatkan otot lengan, kaki, dan
anggota gerak lain untuk menggerakkan tubuh atau berpindah posisi. Motorik
kasar meliputi merangkak, duduk dari berdiri atau rebahan dan sebaliknya,
berjalan dan berlari, mengangguk dan menggelengkan kepala, melempar bola,
menggenggam boneka, hingga melambaikan tangan dan mengayunkan kaki.
Keerampilan
ini dikenal juga sebagai kemampuan motorik luas dan harus sudah bisa dikuasai
anak ketika ia berusia satu tahun. Pengembangan keterampilan ini lebih dulu diawali
dengan otot-otot besar di lengan, kaki, dan badan. Barulah otot-otot kecil
mulai berkembang sehingga ketangkasan anak dalam menggenggam, menangkap,
melempar atau menggerakkan jari jadi lebih tangkas.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah
menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan
badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat
penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari,
tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti:
berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain
sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh
seseorang.
Dengan
demikian yang dimaksud motorik kasar dalam ini adalah kemampuan yang
membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti mata, tangan dan aktivitas
otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat berjalan di
atas papan titian.
2.
Unsur-unsur Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan
motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya
gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan
bahwa keterampilan motorik kasar unsur- unsurnya identik dengan unsur yang
dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Hal ini sesuai pendapat
Depdiknas (2008: 1) bahwa perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur
kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi
antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan kontrol motorik.
Djoko
Pekik Irianto Pekik (2000: 3) menyatakan bahwa kebugaran jasmani dapat
dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a) kebugaran statistik, (b) kebugaran
dinamis, (c) kebugaran motoris. Bambang Sujiono (2007: 3-6) mengemukakan bahwa
unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan,
kelincahan, kelenturan, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Lebih lanjut
Bambang Sujiono (2007: 13) menyatakan bahwa gerakan yang timbul dan terjadi
pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot
besar dari bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar.
Barrow
Harold M., dan Mc Gee, Rosemary (1976: 120) menyatakan bahwa unsur-unsur
keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan,
kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi. Hal senada juga
dijelaskan oleh Toho Cholik Mutohir dan Gusril (2004: 50-51) bahwa unsur-unsur
keterampilan motorik di antaranya:
a.
Kekuatan adalah keterampilan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu
kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak sejak dini. Apabila anak tidak
memiliki kekuatan otot tentu anak tidak dapat melakukan aktivitas bermain yang
menggunakan fisik seperti: berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung,
dan mendorong.
b.
Koordinasi adalah keterampilan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam satu
tugas yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi
kesempurnaan waktu antara otot dengan sistem syaraf. Sebagai contoh: anak dalam
melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat.
Anak dikatakan baik koordinasi gerakannya apabila anak mampu bergerak dengan
mudah, lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.
c.
Kecepatan adalah sebagai keterampilan yang berdasarkan kelentukan dalam satuan
waktu tertentu. Misal: berapa jarak yang ditempuh anak dalam melakukan lari
empat detik, semakin jauh jarak yang ditempuh anak, maka semakin tinggi
kecepatannya.
d.
Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam
berbagai posisi. Keseimbangan di bagi menjadi dua bentuk yaitu: keseimbangan
statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan
tubuh ketika berdiri pada suatu tempat. Keseimbangan dinamis adalah
keterampilan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu
tempat ke tempat lain. Ditambahkannya bahwa keseimbangan statis dan dinamis
adalah penyederhanaan yang berlebihan. Ditambahkan kedua elemen keseimbangan
kompleks dan sangat spesifik dalam tugas dan gerak individu.
e.
Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan
cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik lain. Misalnya: bermain
menjala ikan, bermain kucing dan tikus, bermain hijau hitam semakin cepat waktu
yang ditempuh untuk menyentuh maupun kecepatan untuk menghindar, maka semakin
tinggi kelincahanya.
Dengan
demikian unur-unsur yang diterapkan dalam kegiatan bermain papan titian
meliputi: kekuatan, koordinasi dan kesimbangan. Unsur-unsur tersebut dibutuhkan
anak pada saat melakukan aktivitas berjalan di atas papan titian.
3.
Cara mengasah keterampilan motorik kasar anak dengan bermain
Selain
dari kemampuan anak sendiri, sebagai orangtua Anda bisa membantu merangsang
perkembangan motorik kasar anak jadi lebih baik. Apa saja yang bisa Anda
lakukan? Yang paling efektif tentu dengan mengajaknya bermain.
Anak-anak
menyukai permainan dan bisa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain.
Nah, untuk memanfaatkan waktu bermainnya sekaligus untuk belajar keterampilan
motorik kasar, yuk ajak anak:
1.
Menari
Menggerakkan
tangan, kaki, dan tubuh ternyata bisa dilakukan sekaligus lewat satu kegiatan
sederhana, yaitu menari.
Meski
gerak tubuh anak belum sepenuhnya terkoordinasi dengan baik untuk menciptakan
tarian yang indah, menari memberi kesempatan lebih banyak baginya untuk
memperluas variasi dan rentang gerak tubuh mereka. Maka lama-lama gerakan tubuh
anak yang awalnya kaku bisa jadi lebih luwes dan selaras.
Agar
anak tidak merasa canggung menari sendirian, coba ajak teman-teman lainnya
untuk menari bersama. Anda juga bisa masukkan si kecil ke sanggar tari terdekat
jika memungkinkan.
2.
Bermain peran
Tidak
perlu punya bakat akting sekelas bintang sinetron di layar kaca untuk mengajak
anak bermain peran. Cukup buatlah satu “skenario” sederhana yang bisa Anda dan
si kecil ikuti bersama-sama.
Misalnya,
“menugaskan” anak menjadi abang tukang bakso yang meracik pesanan Anda sebagai
pembeli dengan bantuan “mangkuk” dari daun lebar, “bihun” dari rumput, dan
“bakso” dari batu-batu kerikil.
Alternatifnya,
minta anak perankan gerak-gerik binatang penghuni taman safari. Misalnya,
kangguru yang suka melompat-lompat, elang yang terbang tanpa henti (dengan
mengepakkan kedua tangan di samping dan berlari), atau monyet yang suka
bergelantungan di pohon.
Nah
Anda berperan sebagai penjaga kebun binatangnya, yang bertugas memberi makan
dan merawatnya (sekaligus diam-diam mengawasinya agar tidak celaka saat
bermain).
3.
Eksplorasi taman kota
Jika
bosan main di kompleks rumah sendiri, ajak anak bermain di taman kota terdekat.
Taman kota biasanya dilengkapi dengan zona khusus anak dengan permainan seperti
jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, jembatan tali, kotak pasir, dan lain
sebagainya.
Semua
permainan tersebut membuat anak melakukan berbagai gerakan, seperti duduk
tegak, jalan lurus, melompat, dan mendorong.
Bahkan
di sepanjang taman, Anda bisa mengajak anak belajar mengendarai sepeda, bermain
sepak bola, atau lempar dan tangkap bola.
F.
Keterampilan
Gerakan Motorik Halus
Menurut
Mahendra (Sumantri, 2005:143) kemampuan dalam keterampilan motorik halus
merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol
otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil.
Keterampilan ini melibatkan koordinasi syaraf otot yang memerlukan ketepatan
derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini
sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan.
Menulis, menggambar, bermain piano adalah contoh keterampilan tersebut. Lalu,
menurut Hamdani, (2010:25) Keterampilan motorik halus adalah
aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan.
Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung,
memegang sendok, memegang pensil dengan benar, menggunting, melipat kertas,
mengikat tali sepatu, mengancing, dan menarik ritsleting. Aktivitas tersebut
terlihat mudah namun memerlukan latihan dan bimbingan agar anak dapat
melakukannya secara baik dan benar
Gerakan-gerakan jari-jari tangan dalam melakukan
berbagai aktivitas itu berasal dari gerak motorik halus. Karakteristik gerak
yang biasa dilakukan pada umumnya adalah menirukan, manipulasi dsb. Kegiatan
motorik halus sebaiknya telah diperkenalkan kepada anak-anak usia prasekolah
yaitu pada anak usia dini, sebab kegiatan motorik halus merupakan langkah awal
bagi pematangan dalam hal menulis dan menggambar.
Menurut Fiits dan Postner (Sumantri 2005: 101)
proses perkembangan belajar motorik halus anak usia dini terjadi dalam 3 (tiga)
tahap yaitu:
1. Tahap Verbal Kognitif
Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak,
tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada
diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan
penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam taraf
mencoba-coba gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan
aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari.
2. Tahap Asosiatif
Tahap ini disebut juga tahap menengah. Tahap ini
ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak sudah mampu melakukan
gerakan-gerakan dalam bentuk rangakaian yang tidak tersendat-sendat
pelaksanaannya. Pada tahap ini anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman
dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini dikatakan sebagai fase akhir dalam
belajar gerak.Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak
mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan
sebagai tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa
terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak harus memperhatikan
hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan. Pada tahap ini anak sudah dapat
melakukan gerakan dengan benar dan baik.
Karakteristik keterampilan motorik halus
anak menurut Depdiknas (2007) antara lain :
1.
Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih substansial sudah
mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung ingin
sempurna.
2.
Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi.
Tangan, lengan dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. Anak juga mampu
membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti dalam kegiatan
proyek
Menurut Balitbang Depdiknas tujuan
pengembangan motorik halus anak usia dini adalah anak :
a.
Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan
keterampilan gerak kedua tangan.
b.
Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari
seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda.
c.
Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
d.
Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Secara khusus
tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia dini adalah anak dapat
menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya
koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis
(Sumantri, 2005:146).
BAB III PENUTUP
A.
Simpulan
Karakterisitik Gerak Anak adalah menirukan dan manipulasi. Anak usia SD kelas
rendah umumnya senang menirukan segala sesuatu yang dilihatnya. Sedangkan gerak
manipulasi umumnya dilakukan pada anak yang sudah berada pada usia SD kelas
tinggi.
Karakteristik tari
anak SD sesuai dengan usia anak tersebut, contohnya pada anak usia 5-7 tahun,
mereka lebih banyak belajar gerak kreatuf dibandingakn tari secara struktur. Sedangkan
pada usia 11-13 tahun, mereka memiliki porsi yang lebih besar pada belajar tari
terstruktur dibandingkan belajar gerak tari kreaatif.
Gerak motorik anak
dibagi menjadi dua jenis, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus
adalah ketika mereka melakukan gerak seperti pada saat mereka menulis, menggambar
dan gerakan-gerakan lain yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol oto-oto
kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Sedangkan gerak
motorik kasar adalah geraka yang dilakukan dengan menggunakan kemampuan
otot-otot besar seperti pada saat kita melakukan lari, menendang dan lain
sebagainya.
B.
Saran
Gerakan-gerakan pada anak
secara alami sudah seharusnya dapat difasilitasi agar pertumbuhan dan
perkembangan pada diri mereka berjalan seperti seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA
fidiupiserang.blogspot.com/2014/10/karakteristik-tari-anak—sd.html?=1
http://anharelvinov.blogspot.com/2015/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1
http://blogeulum.blogspot.com/2016/02/karakteristik-perkembangan-motorik-anak.html?m=1
http://www.sarjanaku.com/2010/11/perkembangan-motorik-anak.html
https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/02/karakteristik-perkembangkan-kemampuan.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerakan_motorik
https://milnepublishing.geneseo.edu/music-and-the-child/chapter/chapter-8/
Pavlidou, E1., Sofiandou, A1.,
Lokosi, A1., & Kosmidou, E2. (2018).
Creative dance as a tool for developing
prescoolers' communicative skills and movement expression. European
Psychomotricity Journal (EPJ).3-15.
Good paper. Terima kasih sudah menambah referensi terkait wawasan seni khususnya tari. Maju terus, salam sukses utk kalian semua..
BalasHapus2016 ford focus titanium - TITanium Engineering
BalasHapus2016 ford focus titanium. Find out about upcoming ion chrome vs titanium 2020 to create titanium wok the ultimate titanium pot new high-performance, titanium nipple rings versatile titanium grey and effective cutting edge mobile phone