Makalah Pendidikan Seni Tari dan Drama di SD


diajukan untuk memenuhi tugas Pendidikan Seni Tari dan Drama di SD           


Karakteristik Gerak Anak SD
disusun Oleh 
  1.                       : Dwi Sutrisno
  2.                       : Annisa Dinur Rahimah
  3.                       : Amelia Saraswati
  4.                       : Lucy Amelia Larasati
  5.                       : Dian Syafitri
  6.                       : Sifa Fauziah
  7.                       : Neki Idfi Coster R.
kelas 2D PGSD

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
SERANG

BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
               Seberapa pentingkah seni sebagai mode ekspresi bagi anak-anak? Anak-anak, terutama anak-anak yang sangat muda, tidak dapat mengekspresikan diri mereka dengan lancar baik melalui ucapan maupun tulisan — dua mode komunikasi yang digunakan orang dewasa hampir secara eksklusif. Sebaliknya, anak-anak mengekspresikan diri mereka melalui gerakan, suara, dan seni.
Anak-anak pada masa pertumbuhan, merasa tertarik dengan musik dan mereka meresponnya dengan spontan merupakan bentuk emosional dengan gerakan alami (Trenhub, 2003).  Tarian berdasarkan gerakan alami lebih cocok untuk anak-anak masa pra sekolah dibandingkan dengan gerakan yang dibuat ecara khusus. Stinson (1988) menyatakan bahwagerakan alami dapat berubah menjadi ebuah tarian. Gerrakan yang sederhana dapat menjadi sebuah tarian ketika anak begitu mengetahui serta sadar dengan itu bahwa gerakan ternyata dapat memunculkan perhatian, ide, dan perasaan (Galani,2010)
            Selama masa pra-sekolah, anak-anak belajar begitu cepat dan berkomunikasi melalui gerakan (Cleland,1994; Gruber,1986) Rudolf Laban memberikan kontribusi tegas untuk pengembangan tarian kreatif dan dialah yang mendirikan elemen dasar analisis struktural gerak dalam kaitannya dengan kekuatan, ruang, waktu, berat dan hubungan dengan orang lain (Davies, 2006).
Bermain komunikasi non verbal melalui gerakan-gerakan tubuh merupakan suatu hal yang penting untuk proses pengembangan gerakan dan peningkatan hubungan komunikasi antara anak-anak (Pavlidou, 2001).
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana karakteristik gerak anak ?
2.      Bagaimana karakteristik tari anak SD ?
3.      Bagaimana gerak motorik anak ?
C.    Tujuan
1.      Mengetahui karakteristik gerak anak
2.      Mengetahui karakteristik tari anak SD
3.      Mengetahui gerak motorik anak




BAB II PEMBAHASAN
A.    Karakteristik Tari
1.      Karakterisitik Gerak Anak
Ketika kita membicarakan karakteristik seorang anak, terutama anak usia sekolah dasar, pasti akan bebeda jika dengan karakteristik orang dewasa. Karakteristik gerak anak pada umumnya mereka dapat melakukan dengan berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan apabila seorang guru dapat menunjykan kepada anak didik suatu actionyang dapat diamati, maka anak mulai membuat tiruan dengan karakteristiknya yang gemar menirukan.
Anak usia sekolah dasar, pada umumnya adalah usia yang matang dalam untuk belajar segala hal, terkhusus pada seni tari dan drama. Pada karakteristik gerak anak usia sekolah dasar tidak bisa disamaratakan, dalam hal ini karakeristik anak usia sekolah dasar dibagia dalam dua bagian, yaitu karakteristik gerak anak kelas rendah dan tinggi.
Pada karakteristik kelas rendah, anak biasa melakukan kegiatan sebagai berikut:
1)      Menirukan, anak usai sekolah dasar pada tingkat rendah, umumnya senang menirukan segala sesuatu yang dilihatnya. Hal ini berkaitan dengan karakteristik menurut Nasution yang menyebutnya dengan periode intelektual sehingga anak sangat mudah menirukan apa-apa yang dilihatnya yang membuat ia menarik untuk ditiru.
2)      Manipulasi, anak usia sekolah dasar pada tingkat tinggi, umumnya menampilkan gerak spontan dari objek hasil pengamatan. Anak pada kelas tingkat tinggi, mulai dapat membedakan anatara suatu set action dengan yang lain,menjadi mampu memilih action yang diperlukan dan mulai memiliki
keterampilan dalam manipulasi hasil gerak yang diamatinya.
Adapun kegiatan gerak yang dilakukan pada anak usia kelas tingkat tinggi, adalah sebagai berikut:
1)      Keseksamaan (Precision), pada tingkat ini, anak mulai memiliki kemampuan untuk mengekspresikan diri sendiri hingga ia bisa memproduksi suatu kegiatan tertentu.
2)      Artikulasi, pada tingkat ini, anak telah sudah dapat menyusun gerak yang diminatinya. Anak mempunyai keberanian untuk mengkoordinasikan gerak-gerak yang dibuatnya sendiri.
3)      Naturalisasi, pada tahap ini, anak sudah memiliki keterampilan gerak secara urut, sehingga geraktersusun dengan baik. Juga bisa dikatakan anak sudah mencapai keterampilan gerak yang minimum.
B.     Karakteristik Gerak Fisik Anak
Anak usia sekolah dasar dapat terlibat dalam permainan dan aktivitas dalam jangka panjang. Anak sudah terampil berjalan, memanjat, melompat dan bahkan berlari kencang. Ia juga mampu melempar, menangkap, menendang dan memantulkan bola dengan baik. Sekarang Ia memahami konsep bergerak di ruangan tanpa menabrak benda atau orang. Berdiri dengan satu kaki selama 5 detik atau lebih, kini menjadi aktivitas yang bisa mereka selesaikan tanpa bantuan Ibu. Hal ini dikarenakan keseimbangan yang meningkatnya
Selain itu biasanya anak pada usia sekolah dasar memiliki banyak energi dan akan mencari permainan dan lingkungan yang aktif. Peningkatan kemampuan untuk menyeimbangkan dan mengkoordinasikan gerak membantu mereka untuk dapat mengendarai sepeda dengan bantuan roda latihan, melakukan lompat tali dan memainkan bola dengan terampil. Mereka menunjukkan cara berjalan dan berlari yang sudah mantap, serta mampu untuk menentukan arah, kecepatan dan kualitas gerakan mereka secara bervariasi.
Kegiatan yang dapat membantu perkembangan keterampilan Fisiknya yaitu :
  • Mainkan permainan meniru hewan. Tanyakan hewan apa yang menjadi favoritnya dan biarkan Ia meniru misalnya dengan berlari, melompat atau merangkak.
  • Berjalanlah ke taman dan biarkan ia menjelajahi ruang terbuka. Ia bisa mengejar burung, menendang bola atau menuruni bukit kecil.
  • Ajak untuk aktif bergerak misalnya dengan berolahraga atau melakukan kegiatan rekreasi bersama. Kegiatan ini akan meningkatkan kemampuannya untuk berinteraksi.
  • Terlibat dalam kegiatan di luar ruangan seperti melempar dan menendang bola, berjalan dan berlari,atau melompat-lompat di permukaan yang berbeda, bergantian dengan menggunakan kaki kanan dan kiri.
  • Buat jalur rintangan yang mencakup kotak kardus, bantal, dan furnitur yang bisa dilalui atau dinaiki olehnya.
  • Berjalan-jalan di taman dan biarkan anak menjelajahi ruang terbuka. Ia bisa mengejar burung, menendang bola atau menuruni bukit kecil.
  • Mainkan lagu favoritnya dan dorong anak untuk membuat gerakan tarian menggunakan seluruh tubuhnya. Jadikan aktivitas lebih menyenangkan dengan ikut meniru tindakannya.
  • Menarilah mengikuti musik. Kenalkan ia dengan berbagai jenis musik. Memainkan alat musik juga dapat meningkatkan perkembangan fisik mereka.
Biasanya anak pada usia sekolah dasar akan terus menikmati bergerak dalam berbagai cara. Ia akan tetap bersemangat untuk mencoba aktivitas dan olahraga yang baru. Ia dapat berjalan di berbagai jalur dan arah, serta mengontrol tubuh mereka misalnya dengan melompat dan mendarat, berguling dan mengontrol distribusi berat badan pada kaki dan tangan. Tingkat keterampilan si Kecil akan bervariasi berdasarkan jumlah kegiatan fisik mereka.
ketika anak ada di masa pertumbuhan sangat penting untuk rajin melakukan aktivitas fisik. Karena kegiatan tersebut akan membuat perkembangan anak menjadi lebih maksimal. Itu semua bisa dilatih dari usia dini di mana keterampilan anak perlu di stimulasi dulu agar kebutuhan anak dalam hal kognitif fisik dan emosi juga bisa terpenuhi.
namun yang perlu dipahami kemampuan motorik anak harus dilatih sesuai dengan usianya. contohnya mengajak anak melakukan aktivitas fisik melalui permainan yang menyenangkan seperti melakukan olahraga, bermain jungkat-jungkit lari atau bermain salah satu permainan tradisional seperti lompat tali dan juga menari.
Bisa juga melatih kecerdasan anak dengan memakai berbagai alat main seperti ayunan sepeda bermain bola dan lain-lain.
Kalau anak banyak bergerak dia dapat memaksimalkan perkembangan fisiknya Selain itu dapat mengasah kemampuan kemampuan lainnya seperti cara berpikir dan kalau aktivitas fisik dilakukan anak secara rutin dan didukung nutrisi yang tepat dia bisa lebih sehat lebih bersemangat setiap hari jarang stres dan tentunya jadi lebih bahagia.
Menurut Kamtini dan Husni Wardhi Tanjung dalam bukunya yang berjudul Bermain Melalui Gerak dan Lagu di bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak  adalah :
  1. Sederhana,
  2. Bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,
  3. Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya,
  4. Anak juga menirukan gerak-gerak binatang.
C.     Karakteristik tari anak SD
Karakteristik anak usia sekolah dasar dapat dilihat dari perkembangan fisik maupun psikomotornya. Karakteristik anak sekolah dasar kelas rendah yaitu
senang bermain, senang bergerak, menirukan, senang merasakan atau melakukan dan memperagakan sesuatu secara langsung dengan pemikiran yang masih
holistik utuh. Berbagai karakteristik yang telah dijelaskan, sebagai guru harus dapat memahaminya, sehingga dapat membelajarkan pelajaran sesuai kondisi
siswa. Pembelajaran yang diharapkan dapat melatih siswa memiliki keterampilan- keterampilan penting tertentu.
Anak usia sekolah dasar adalah masa anak-anak yang senang bergerak dan masa pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan kasar. Tari yang unsur
utamanya adalah gerak dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan motorik halus dan motorik kasar tersebut. Pertumbuhan dan perkembangan motorik anak
akan membantu anak memenuhi tugas perkembangan anak-anak.
Menurut Sekarningsih dan Rohayani 2006: 93 menjelaskan bahwa karakteristik tari anak SD Sekolah Dasar merupakan ciri-ciri khusus tari untuk anak SD, sesuai
dengan kemampuan dasar dan kebutuhan anak usia sekolah dasar 6-13 tahun dari sisi intelektual, emosional, sosial, fisikal, perseptual, estetik, dan kreatif.
Terdapat empat kategori berdasarkan penekanannya dapat dilakukan sesuai dengan tingkatan usia sebagai berikut:
1.      Anak usia 5-7 tahun: Lebih banyak belajar gerak kreatif dibandingkan belajar tari secara terstruktur. Keterampilan ritmik dan membuat tari secara individual memiliki porsi yang seimbang atau sama.
2.      Anak usia 8-10 tahun: Keterampilan ritmik dan belajar terstruktur harus memiliki porsi yang sama. Belajar gerak kreatif dan membuat tari secara
individual memiliki porsi yang sama.
3.      Anak usia 11-13 tahun: Belajar tari terstruktur memiliki porsi lebih besar dibandingkan belajar gerak tari kreatif, serta belajar keterampilan ritmik porsinya lebih sedikit dibandingkan membuat tari secara individual.

Menurut Purwatiningsih 2004: 59-65 menjelaskan bahwa Karakteristik gerak anak pada umumnya mereka dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai
berikut:
1.       Menirukan. Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati observable, maka akan mulai membuat tiruan terhadap action itu
sampai pada tingkat otot-ototnya yang dituntun oleh dorongan kata hati untuk menirukannya.
2.      Manipulasi. Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti diajarkan dan juga tidak hanya pada seperti yang diamati.
3.      33 keseksamaan Precision. Ini meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan
yang telah sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dan memproduksi suatu kegiatan tertentu.
4.      Artikulasi (Articulation). Anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan action dengan menetapkan urutansikuen tepat diantara action yang berbeda-beda.
5.      Naturalisasi. Tingkat terakhir dari kempuan psikomotorik adalah apabila anak telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action yang urut.
Siswa kelas V termasuk dalam golongan anak SD kelas tinggi. Anak SD kelas tinggi pada umumnya telah memiliki sifat kemandirian dan rasa tanggung
jawab. Meskipun persentasenya sangat kecil, pada dasarnya memiliki perasaan lebih peka dan daya pemikirannya lebih kritis.
Karakteristik tari anak kelas tinggi sedikit berbeda dengan karakteristik kelas rendah. Karakteristik tari anak kelas tinggi tersebut antara lain:
1.      Tema, pada umumnya anak SD kelas tinggi mulai memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sosial atau cerita tentang lingkungan sosial. Hal seperti itulah yang dapat dijadikan sebagai tema.
2.      Bentuk gerak, anak SD kelas tinggi sudah memiliki keberanian dan kemampuan mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan menjadi bentuk-bentuk gerak tari. Anak sudah memiliki keterampilan melakukan gerak yang cukup tinggi kualitasnya.
3.      Bentuk iringan. Berbicara tentang bentuk iringan pada kelas tinggi, paling tidak anak sudah mempunyai kepekaan irama pada musik pengiringnya.
4.      Jenis tari, jenis tari pada anak kelas tinggi antara lain: pertama jenis tari yang menggambarkan 34 kepahlawanan tari satria, eka prawira, dan lain-lain, kedua jenis tari yang menggambarkan kehidupan sosial tari tani, tari perang, dan lain-lain.
Menurut Pamadhi 2011: 3.27, karateristik gerak fisik anak usia sekolah dasar bersifasederhana, gerakannya bermakna dan bertema, senang menirukan gerakan keseharian orang di sekitarnya, dan menirukan gerak binatang melalui pengamatannya.
Menurut Pekerti 2005: 1.43, berkaitan dengan tari terutama gerak fisik anak, maka pembelajaran tari hendaknya memperhatikan perkembangan fisik dan psikomotor anak usia sekolah dasar.
Menurut Pekerti 2005:1.45 mengatakan bahwa karakteristik gerak fisik
anak usia sekolah adalah:
1.      Bersifat sederhana.
2.      Biasanya bersifat maknawi dan 27 bertema, artinya setiap gerak mengandung tema tertentu.
3.      Gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang ada di sekitarnya, dan;
4.      Anak juga menirukan gerak-gerik binatang.
Purwatiningsih dan Harini 2002: 70 juga mengemukakan bahwa anak sekolah dasar pada kelas rendah umumnya dapat melakukan kegiatan-kegiatan
bergerak seperti menirukan dan memanipulasi. Untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah, ada beberapa butir yang harus
diketahui oleh seorang guru antara lain:
1.      Tema Pada umumnya anak sekolah dasar menyukai apa yang dilihatnya. Secara
tidak disadari anak-anak akan menirukan apa yang dilihatnya. Dari apa yang pernah dilihat dan diamati, dapat dijadikan tema. Pada umumnya tema-tema yang disenangi oleh anak-anak kelas rendah antara lain perilaku binatang seperti menthok, kucing, kupu-kupu, serta tingkah laku manusia seperti dokter, guru, petani, dan lain-lain.
2.      Bentuk gerak Bentuk gerak pada anak kelas rendah tidaklah sulit dan sederhana sekali. Bentuk gerakannya biasanya gerak lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraan. Contohnya bertepuk tangan.
3.      Bentuk iringan Anak kelas rendah biasanya menyukai musik iringan yang menggambarkan kesenangan atau kegembiraan terutama pada lagu anak seperti lagu
Kelinciku, Kebunku, Kupuku, dan lain-lain.
4.      Jenis tari. Jika susunan gerak tari sudah menjadi satu kesatuan tari yang utuh yaitu tari
anak. Jenis tari pada kelas rendah paling tidak memiliki kegembiraan atau kesenangan, geraknya lincah dan sederhana, iringannya pun mudah dipahami.
Contohnya tari Kupu-kupu.
Berdasarkan penjelasan tersebut, disimpulkan bahwa pembelajaran tari di
SD harus disesuaikan dengan karakteristik siswa Sekolah Dasar meliputi berbagai tugas perkembangan, baik perkembangan fisik maupun mental siswa. Oleh sebab
itu, guru perlu meningkatkan kompetensi agar lebih peka terhadap kebutuhan belajar siswa.
D.    Karakteristik Gerak Motorik Anak
Perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan motorik, dan kontrol motorik.
Beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik adalah keturunan, makanan bergizi, masa pra lahir, pola asuh atau peran ibu, kesehatan, perbedaan jenis kelamin, rangsangan dari lingkungan dan pendidikan jasmani.
Seorang manusia tidak diciptakan langsung menjadi dewasa, ia mengalami berbagai proses pertumbuhan dan perkembangan yang dialaminya.  proses pertumbuhan dan perkembangan dalam kehidupan beroperasi secara kontinu [soeharto 1999 dalam djamarah (2008:18)]. Kedua proses ini berlangsung secara interospeksi artinya saling bergantug. Tidak dapat dipisahkan dalam bentuk yang pilah berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi bisa dibedakan untuk maksud lebih memperjelas penggunaan.
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan yang berlangsung secara terus menerus dan bersifat tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah yang dimiliki individu menuju ke tahap kematangan melalui pertumbuhan, pemasaran, dan belajar. Perkembangan menghasilkan bentuk-bentuk dan ciri-ciri kemampuan baru yang berlangsung dari tahap aktivitas yang sederhana ke tahap yang lebih tinggi. Perkembangan itu bergerak secara berangsur-angsur tetapi pasti melalui suatu bentuk/tahap ke tahap berikutnya.
Gerakan motorik atau adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia. Pengendalian motorik mempelajari postur dan gerakan serta mekanisme yang menyebabkannya. Terdapat berbagai jenis gerakan motorik :
·         Gerakan refleks
·         Gerakan terprogram
·         Gerakan motorik halus
·         Gerakan motorik kasar
Hal yang banyak dipelajari adalah
·         Gerakan tangan seperti jenis genggaman, gerakan menjepit (pincer)
·         Koordinasi antara gerakan berbagai anggota tubuh pada olahragawan, penari atau pemain alat musik, pengendalian gerakan motorik.
Pada usia sekolah, perkembangan motorik anak lebih halus, lebih sempurna, dan terkoordinasi dengan baik, seiring dengan bertambahnya berat dan kekuatan badan anak. Anak-anak terlihat sudah mampu mengontrol dan mengoordinasi gerakan anggota tubuhnya seperti tangan dan kaki dengan baik. Otot-otot tangan dan kakinya sudah mulai kuat, sehingga berbagai aktivitas fisik seperti menendang, melompat, melempar, menangkap dan berlari dapat dilakukan secara lebih akurat dan cepat. Di samping itu, anak juga makin mampu menjaga keseimbangan badannya. Penguasaan badan, seperti membongkok, melakukan bermacam-macam latihan senam serta aktivitas olah raga berkembang pesat.
Elizabeth Hurlock, mencatat beberapa alasan tentang fungsi perkembangan motorik bagi konstelasi perkembangan individu, yaitu :
·         Melalui ketermapilan motorik anak dapat menghibur dirinya dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang dengan memiliki keterampilan memainkan boneka, melempar, dan menangkap bola atau memainkan alat-alat mainan.
·         Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi “helplessness” (tidak berdaya) pada bulan – bulan pertama dalam kehidupannya ke kondisi yang “independence” (bebas, tidak bergantung). Anak dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya. Kondisi ini akan menunjang perkembangan “self confidence” (rasa percaya diri).
·         Melalui keterampilan motorik, anak dapat menyesuaikan dirinya dengan lingkungan sekolah (school adjustment). Pada usia pra sekolah (taman kanak – kanak) atau usia kelas – kelas awal Sekolah Dasar, anak sudah dapat dilatih menulis, menggambar, melukis, dan berbaris – baris.
·         Melalui perkembangan motorik yang normal memungkinkan anak dapat bermain atau bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal akan menghambat anak untuk dapat bergaul dengan teman sebayanya bahkan dia akan terkucil atau menjadi anak yang “fringer” (terpinggirkan).
·         Perkembangan keterampilan motorik sangat penting bagi perkembangan “self-concept” atau kepribadian anak.
Salah satunya pendidikan seni tari dengan tetap memperhatikan karakteristik yang dimiliki siswa kelas 1 SD, dimana karakteristik siswa kelas 1 itu senang bermain, senang binatang, senang berlatih dan bereksplorasi, serta permainan- permainan tradisi. (Artantri, 2005: 8). Stimulus atau rangsang dalam pembelajaran seni tari merupakan salah satu cara yang berguna untuk mengembangkan kreativitas siswa. Secara definisi, rangsang didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat membangkitkan fikir, semangat atau pendorong kegiatan. Rangsang dalam pembelajaran seni tari berguna untuk membangkitkan fikir dan semangat, khususnya dalam memotivasi siswa menari. Berbagai rangsangan yang dapat memotivasi siswa bergerak kreatif yaitu rangsang auditif, visual, gagasan, dan rabaan atau kinestetik. (Smith dalam Masunah dan Narawati, 2003 : 254).
E.     Pengertian Motorik Kasar
Motorik kasar adalah kemampuan gerak tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh motorik kasar diperlukan agar anak dapat duduk, menendang, berlari, naik turun tangga dan sebagainya (Sunardi dan Sunaryo, 2007: 113-114). Perkembangan motorik kasar anak lebih dulu dari pada motorik halus, misalnya anak akan lebih dulu memegang benda-benda yang ukuran besar dari pada ukuran yang kecil. Karena anak belum mampu mengontrol gerakan jari-jari tangannya untuk kemampuan motorik halusnya, seperti meronce, menggunting dan lain-lain.

Bambang Sujiono (2007: 13) berpendapat bahwa gerakan motorik kasar adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar bagian tubuh anak. Gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot-otot besar seperti otot tangan, otot kaki dan seluruh tubuh anak. Menurut Endang Rini Sukamti (2007: 72) bahwa aktivitas yang menggunakan otot-otot besar di antaranya gerakan keterampilan non lokomotor, gerakan lokomotor, dan gerakan manipulatif. Gerakan non lokomotor adalah aktivitas gerak tanpa memindahkan tubuh ke tempat lain. Contoh, mendorong, melipat, menarik dan membungkuk. Gerakan lokomotor adalah aktivitas gerak yang memindahkan tubuh satu ke tempat lain. Contohnya, berlari, melompat, jalan dan sebagainya, sedangkan gerakan yang manipulatif adalah aktivitas gerak manipulasi benda. Contohnya, melempar, menggiring, menangkap, dan menendang.

Keterampilan motorik kasar adalah segala tindakan yang memanfaatkan otot lengan, kaki, dan anggota gerak lain untuk menggerakkan tubuh atau berpindah posisi. Motorik kasar meliputi merangkak, duduk dari berdiri atau rebahan dan sebaliknya, berjalan dan berlari, mengangguk dan menggelengkan kepala, melempar bola, menggenggam boneka, hingga melambaikan tangan dan mengayunkan kaki.

Keerampilan ini dikenal juga sebagai kemampuan motorik luas dan harus sudah bisa dikuasai anak ketika ia berusia satu tahun. Pengembangan keterampilan ini lebih dulu diawali dengan otot-otot besar di lengan, kaki, dan badan. Barulah otot-otot kecil mulai berkembang sehingga ketangkasan anak dalam menggenggam, menangkap, melempar atau menggerakkan jari jadi lebih tangkas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditegaskan bahwa kegiatan motorik kasar adalah menggerakkan berbagai bagian tubuh atas perintah otak dan mengatur gerakan badan terhadap macam-macam pengaruh dari luar dan dalam. Motorik kasar sangat penting dikuasai oleh seseorang karena bisa melakukan aktivitas sehari-hari, tanpa mempunyai gerak yang bagus akan ketinggalan dari orang lain, seperti: berlari, melompat, mendorong, melempar, menangkap, menendang dan lain sebagainya, kegiatan itu memerlukan dan menggunakan otot-otot besar pada tubuh seseorang.
Dengan demikian yang dimaksud motorik kasar dalam ini adalah kemampuan yang membutuhkan koordinasi bagian tubuh anak seperti mata, tangan dan aktivitas otot kaki, dalam menyeimbangkan badan dan kekuatan kaki pada saat berjalan di atas papan titian.



2. Unsur-unsur Keterampilan Motorik Kasar
Keterampilan motorik setiap orang pada dasarnya berbeda-beda tergantung pada banyaknya gerakan yang dikuasainya. Memperhatikan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan motorik kasar unsur- unsurnya identik dengan unsur yang dikembangkan dalam kebugaran jasmani pada umumnya. Hal ini sesuai pendapat Depdiknas (2008: 1) bahwa perkembangan motorik merupakan perkembangan unsur kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Ada hubungan yang saling mempengaruhi antara kebugaran tubuh, keterampilan, dan kontrol motorik.

Djoko Pekik Irianto Pekik (2000: 3) menyatakan bahwa kebugaran jasmani dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu: (a) kebugaran statistik, (b) kebugaran dinamis, (c) kebugaran motoris. Bambang Sujiono (2007: 3-6) mengemukakan bahwa unsur-unsur kesegaran jasmani meliputi kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, kelenturan, koordinasi, ketepatan dan keseimbangan. Lebih lanjut Bambang Sujiono (2007: 13) menyatakan bahwa gerakan yang timbul dan terjadi pada motorik kasar merupakan gerakan yang terjadi dan melibatkan otot-otot besar dari bagian tubuh, dan memerlukan tenaga yang cukup besar.

Barrow Harold M., dan Mc Gee, Rosemary (1976: 120) menyatakan bahwa unsur-unsur keterampilan motorik terdiri atas: kekuatan, kecepatan, power, ketahanan, kelincahan, keseimbangan, fleksibilitas, dan koordinasi. Hal senada juga dijelaskan oleh Toho Cholik Mutohir dan Gusril (2004: 50-51) bahwa unsur-unsur keterampilan motorik di antaranya:
a. Kekuatan adalah keterampilan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu kontraksi. Kekuatan otot harus dimiliki anak sejak dini. Apabila anak tidak memiliki kekuatan otot tentu anak tidak dapat melakukan aktivitas bermain yang menggunakan fisik seperti: berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung, dan mendorong.
b. Koordinasi adalah keterampilan untuk mempersatukan atau memisahkan dalam satu tugas yang kompleks. Dengan ketentuan bahwa gerakan koordinasi meliputi kesempurnaan waktu antara otot dengan sistem syaraf. Sebagai contoh: anak dalam melakukan lemparan harus ada koordinasi seluruh anggota tubuh yang terlibat. Anak dikatakan baik koordinasi gerakannya apabila anak mampu bergerak dengan mudah, lancar dalam rangkaian dan irama gerakannya terkontrol dengan baik.
c. Kecepatan adalah sebagai keterampilan yang berdasarkan kelentukan dalam satuan waktu tertentu. Misal: berapa jarak yang ditempuh anak dalam melakukan lari empat detik, semakin jauh jarak yang ditempuh anak, maka semakin tinggi kecepatannya.
d. Keseimbangan adalah keterampilan seseorang untuk mempertahankan tubuh dalam berbagai posisi. Keseimbangan di bagi menjadi dua bentuk yaitu: keseimbangan statis dan dinamis. Keseimbangan statis merujuk kepada menjaga keseimbangan tubuh ketika berdiri pada suatu tempat. Keseimbangan dinamis adalah keterampilan untuk menjaga keseimbangan tubuh ketika berpindah dari suatu tempat ke tempat lain. Ditambahkannya bahwa keseimbangan statis dan dinamis adalah penyederhanaan yang berlebihan. Ditambahkan kedua elemen keseimbangan kompleks dan sangat spesifik dalam tugas dan gerak individu.
e. Kelincahan adalah keterampilan seseorang mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak dari titik ke titik lain. Misalnya: bermain menjala ikan, bermain kucing dan tikus, bermain hijau hitam semakin cepat waktu yang ditempuh untuk menyentuh maupun kecepatan untuk menghindar, maka semakin tinggi kelincahanya.
Dengan demikian unur-unsur yang diterapkan dalam kegiatan bermain papan titian meliputi: kekuatan, koordinasi dan kesimbangan. Unsur-unsur tersebut dibutuhkan anak pada saat melakukan aktivitas berjalan di atas papan titian.
3. Cara mengasah keterampilan motorik kasar anak dengan bermain

Selain dari kemampuan anak sendiri, sebagai orangtua Anda bisa membantu merangsang perkembangan motorik kasar anak jadi lebih baik. Apa saja yang bisa Anda lakukan? Yang paling efektif tentu dengan mengajaknya bermain.

Anak-anak menyukai permainan dan bisa menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain. Nah, untuk memanfaatkan waktu bermainnya sekaligus untuk belajar keterampilan motorik kasar, yuk ajak anak:

1. Menari

Menggerakkan tangan, kaki, dan tubuh ternyata bisa dilakukan sekaligus lewat satu kegiatan sederhana, yaitu menari.
Meski gerak tubuh anak belum sepenuhnya terkoordinasi dengan baik untuk menciptakan tarian yang indah, menari memberi kesempatan lebih banyak baginya untuk memperluas variasi dan rentang gerak tubuh mereka. Maka lama-lama gerakan tubuh anak yang awalnya kaku bisa jadi lebih luwes dan selaras.
Agar anak tidak merasa canggung menari sendirian, coba ajak teman-teman lainnya untuk menari bersama. Anda juga bisa masukkan si kecil ke sanggar tari terdekat jika memungkinkan.
2. Bermain peran
Tidak perlu punya bakat akting sekelas bintang sinetron di layar kaca untuk mengajak anak bermain peran. Cukup buatlah satu “skenario” sederhana yang bisa Anda dan si kecil ikuti bersama-sama.
Misalnya, “menugaskan” anak menjadi abang tukang bakso yang meracik pesanan Anda sebagai pembeli dengan bantuan “mangkuk” dari daun lebar, “bihun” dari rumput, dan “bakso” dari batu-batu kerikil.
Alternatifnya, minta anak perankan gerak-gerik binatang penghuni taman safari. Misalnya, kangguru yang suka melompat-lompat, elang yang terbang tanpa henti (dengan mengepakkan kedua tangan di samping dan berlari), atau monyet yang suka bergelantungan di pohon.
Nah Anda berperan sebagai penjaga kebun binatangnya, yang bertugas memberi makan dan merawatnya (sekaligus diam-diam mengawasinya agar tidak celaka saat bermain).
3. Eksplorasi taman kota
Jika bosan main di kompleks rumah sendiri, ajak anak bermain di taman kota terdekat. Taman kota biasanya dilengkapi dengan zona khusus anak dengan permainan seperti jungkat-jungkit, perosotan, ayunan, jembatan tali, kotak pasir, dan lain sebagainya.
Semua permainan tersebut membuat anak melakukan berbagai gerakan, seperti duduk tegak, jalan lurus, melompat, dan mendorong.
Bahkan di sepanjang taman, Anda bisa mengajak anak belajar mengendarai sepeda, bermain sepak bola, atau lempar dan tangkap bola.
F.     Keterampilan Gerakan Motorik Halus
Menurut Mahendra (Sumantri, 2005:143) kemampuan dalam keterampilan motorik halus merupakan keterampilan-keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol otot-otot kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Keterampilan ini melibatkan koordinasi syaraf otot yang memerlukan ketepatan derajat tinggi untuk berhasilnya keterampilan ini. Keterampilan jenis ini sering disebut sebagai keterampilan yang memerlukan koordinasi mata-tangan. Menulis, menggambar, bermain piano adalah contoh keterampilan tersebut. Lalu, menurut Hamdani, (2010:25) Keterampilan motorik halus adalah aktivitas-aktivitas yang memerlukan pemakaian otot-otot kecil pada tangan. Aktivitas ini termasuk memegang benda kecil seperti manik-manik, butiran kalung, memegang sendok, memegang pensil dengan benar, menggunting, melipat kertas, mengikat tali sepatu, mengancing, dan menarik ritsleting. Aktivitas tersebut terlihat mudah namun memerlukan latihan dan bimbingan agar anak dapat melakukannya secara baik dan benar
Gerakan-gerakan jari-jari tangan dalam melakukan berbagai aktivitas itu berasal dari gerak motorik halus. Karakteristik gerak yang biasa dilakukan pada umumnya adalah menirukan, manipulasi dsb. Kegiatan motorik halus sebaiknya telah diperkenalkan kepada anak-anak usia prasekolah yaitu pada anak usia dini, sebab kegiatan motorik halus merupakan langkah awal bagi pematangan dalam hal menulis dan menggambar.
Menurut Fiits dan Postner (Sumantri 2005: 101) proses perkembangan belajar motorik halus anak usia dini terjadi dalam 3 (tiga) tahap yaitu:
1. Tahap Verbal Kognitif
Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak, tahap ini disebut fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak adalah menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari. Sedangkan penguasaan geraknya sendiri masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan. Pada tahap kognitif, proses belajar gerak diawali dengan aktif berfikir tentang gerakan yang dipelajari.
2. Tahap Asosiatif
Tahap ini disebut juga tahap menengah. Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak sudah mampu melakukan gerakan-gerakan dalam bentuk rangakaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaannya. Pada tahap ini anak usia dini sedang memasuki masa pemahaman dari gerakan-gerakan yang sedang dipelajari.
3. Tahap Otomatis
Pada tahap ini dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak.Tahap ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan di mana anak mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis. Tahap ini dikatakan sebagai tahap otonom karena anak mampu melakukan gerakan keterampilan tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu anak harus memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang dilakukan. Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan gerakan dengan benar dan baik.
Karakteristik keterampilan motorik halus anak menurut Depdiknas (2007) antara lain :
1. Pada usia 4 tahun koordinasi motorik halus anak sudah lebih substansial sudah mengalami kemajuan dan gerakannya sudah lebih cepat, bahkan cenderung ingin sempurna.
2. Pada usia 5 tahun, koordinasi motorik halus anak sudah lebih sempurna lagi. Tangan, lengan dan tubuh bergerak di bawah koordinasi mata. Anak juga mampu membuat dan melaksanakan kegiatan yang lebih majemuk, seperti dalam kegiatan proyek
Menurut Balitbang Depdiknas tujuan pengembangan motorik halus anak usia dini adalah anak :
a. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan.
b. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda.
c. Mampu mengkoordinasikan indra mata dan aktivitas tangan.
d. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Secara khusus tujuan pengembangan motorik halus untuk anak usia dini adalah anak dapat menunjukkan kemampuan menggerakkan anggota tubuhnya dan terutama terjadinya koordinasi mata dan tangan sebagai persiapan untuk pengenalan menulis (Sumantri, 2005:146).



BAB III PENUTUP
A.    Simpulan
Karakterisitik Gerak Anak adalah menirukan dan manipulasi. Anak usia SD kelas rendah umumnya senang menirukan segala sesuatu yang dilihatnya. Sedangkan gerak manipulasi umumnya dilakukan pada anak yang sudah berada pada usia SD kelas tinggi.
Karakteristik tari anak SD sesuai dengan usia anak tersebut, contohnya pada anak usia 5-7 tahun, mereka lebih banyak belajar gerak kreatuf dibandingakn tari secara struktur. Sedangkan pada usia 11-13 tahun, mereka memiliki porsi yang lebih besar pada belajar tari terstruktur dibandingkan belajar gerak tari kreaatif.
Gerak motorik anak dibagi menjadi dua jenis, yaitu motorik halus dan motorik kasar. Motorik halus adalah ketika mereka melakukan gerak seperti pada saat mereka menulis, menggambar dan gerakan-gerakan lain yang memerlukan kemampuan untuk mengontrol oto-oto kecil/halus untuk mencapai pelaksanaan keterampilan yang berhasil. Sedangkan gerak motorik kasar adalah geraka yang dilakukan dengan menggunakan kemampuan otot-otot besar seperti pada saat kita melakukan lari, menendang dan lain sebagainya.
B.     Saran
Gerakan-gerakan pada anak secara alami sudah seharusnya dapat difasilitasi agar pertumbuhan dan perkembangan pada diri mereka berjalan seperti seharusnya.


DAFTAR PUSTAKA


fidiupiserang.blogspot.com/2014/10/karakteristik-tari-anak—sd.html?=1
http://anharelvinov.blogspot.com/2015/06/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html?m=1
http://blogeulum.blogspot.com/2016/02/karakteristik-perkembangan-motorik-anak.html?m=1
http://www.sarjanaku.com/2010/11/perkembangan-motorik-anak.html
https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/02/karakteristik-perkembangkan-kemampuan.html?m=1
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Gerakan_motorik
https://milnepublishing.geneseo.edu/music-and-the-child/chapter/chapter-8/
Pavlidou, E1., Sofiandou, A1., Lokosi, A1., & Kosmidou, E2. (2018). Creative dance as a tool for developing prescoolers' communicative skills and movement expression. European Psychomotricity Journal (EPJ).3-15.

Komentar

  1. Good paper. Terima kasih sudah menambah referensi terkait wawasan seni khususnya tari. Maju terus, salam sukses utk kalian semua..

    BalasHapus
  2. 2016 ford focus titanium - TITanium Engineering
    2016 ford focus titanium. Find out about upcoming ion chrome vs titanium 2020 to create titanium wok the ultimate titanium pot new high-performance, titanium nipple rings versatile titanium grey and effective cutting edge mobile phone

    BalasHapus

Posting Komentar